HARI PAHLAWAN
Hari Pahlawan 2017, Presiden Jokowi Tetapkan 4 Pahlawan Nasional Baru
NIASSATU, JAKARTA – Hari ini rakyat Indonesia kembali memeringati Hari Pahlawan. Secara kenegaraan, Presiden Jokowi memimpin upacara peringatan di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Jum’at, 10 November 2017 pagi.
Tak cuma itu, Presiden Jokowi juga telah menetapkan empat Pahlawan Nasional yang baru. Penetapan keempatnya sebagai Pahlawan Nasional tertuang dalam Keputusan Presiden No 115/TK/2017 tanggal 6 November 2017 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan.
Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2017 digelar di Istana Negara, Jakarta, Kamis (9/10) siang dan dipimpin langsung oleh Presiden Jokowi. Plakat gelar Pahlawan Nasional diserahkan kepada ahli waris keempat tokoh tersebut.
Keempat Pahlawan Nasional baru tersebut adalah TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid tokoh asal Nusa Tenggara Barat (NTB), Laksamana Malahayati (Keumalahayati) dari Aceh, Sultan Mahmud Riayat Syah dari Kepulauan Riau, dan Lafran Pane dari Yogyakarta.
TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid lahir di Nusa Tenggara Barat pada 19 April 1908 dan wafat pada 21 Oktober 1997. Dia dikenal sebagai seorang pejuang kemerkedaan, dai, ulama dan tokoh pendidikan emansipatoris. Dia juga pendiri organisasi Islam Nahdlatul Wathan.
Laksamana Malahayati adalah pejuang asal Nanggroe Aceh Darussalam yang lahir pada 1550 dan meninggal pada 1615. Malahayati dikenal sebagai laksamana perempuan pertama dari Aceh. Guna melawan Belanda maupun Portugis, dia membentuk pasukan Inong Balee yang terdiri dari para janda prajurit Aceh dengan kemampuan menembakkan meriam dan juga menunggang kuda. Pada 1559, pasukan yang dipimpinnya mengalahkan Belanda dan menewaskan pemimpinnya Cornelis de Houtman. Lalu, pada 1606, bersama Sultan Iskandar Muda, Malahayati mengalahkan armada laut Portugis.
Sultan Mahmud lahir di Sulu Sungai, Riau pada Agustus 1760 dan meninggal 12 Januari 1812. Dia beberapa kali memimpin perang melawan pasukan Belanda pada yang ingin menguasai Riau pada 1782 – 1784. Lalu, pada 1784 memimpin perang melawan pasukan Belanda di Tanjung Pinang serta mengacaukan perdagangan Belanda di Selat Malaka dan Kepulauan Riau. Lalu, pada 1811 mengirimkan armada perang melawan ekspansi Belanda di Sumatera Timur, Sematera Selatan dan Bangka Belitung.
Lafran Pane lahir di Sipirok pada 12 April 1923 dan wafat di Yogyakarta pada 24 Januari 1991. Dikenal sebagai tokoh pergerakan pemuda yang juga memprakarsai pembentukan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada 5 Februari 1947. (ns1)