Ingat! Pengalaman Masa Lalu Memengaruhi Karakter Kepemimpinan Anda

Eloy Zalukhu sedang menyampaikan paparan | Etis Nehe

Eloy Zalukhu sedang menyampaikan paparan | Etis Nehe

NIASSATU, JAKARTA – Ada banyak faktor yang memengaruhi, membentuk dan juga menentukan seperti apa karakter kepemimpinan seseorang. hal-hal itu bisa berakhir sebagai pemimpin dengan kepemimpinan yang buruk, atau sebaliknya, berdampak baik dan melegenda.

Salah satu yang paling mendasar dan paling signifikan menentukan karakter kepemimpinan, yang juga merupakan sesuatu yang tidak selalu disadari adalah pengalaman masa lalu.

Eloy Zalukhu, seorang motivator yang juga akrab dikenal sebagai The Theocentric Motivator mengatakan, pengalaman setiap orang bisa baik, juga bisa buruk. Setiap orang memilikinya. Tapi seperti apa kedua hal itu disikapi, akan menentukan seperti apa seseorang itu menjalani kehidupannya, termasuk ketika menjadi pemimpin.

“Pengalaman masa lalu akan sangat menentukan nilai-nilai, prinsip-prinsip bahkan motivasi seseorang ketika memimpin. Masa lalu saya sangat memengaruhi siapa saya saat ini. Kalau ada LEAD Center ini karena saya pernah mengalami masa-masa yang sulit dan akhirnya kegiatan ini dirancang untuk membantu mereka yang membutuhkan, seperti saya dulu juga tertolong dengan kegiatan seperti ini,” ujar Eloy saat menjadi pembicara pada acara LEAD Center dengan tema “Your Life Stories Defines Your Leadership di Kalam Kudus Center, Agung Podomoro Land, Central Park, Jakarta Barat, Minggu (11/1/2015).

Eloy menjelaskan, merujuk pada buku Bill George berjudul True North, sebuah survei dalam bentuk wawancara mendalam kepada 125 pemimpin yang sukses ditemukan bahwa keberhasilan para pemimpin tersebut berkaitan dengan masa lalu mereka.

“Salah satu di antara mereka adalah Howard Schultz, pendiri Starbucks, gerai kopi yang kini mendunia. Schultz adalah pemimpin yang menggunakan kisah hidupnya untuk mendefinisikan kepemimpinannya,” terang dia.

Pada musim dingin pada 1961, ketika berusia  tujuh tahun, saat sedang bermain bola salju dengan teman-temannya di sebuah apartemen subsidi di Brooklyn, New York, Ibunya berteriak memanggilnya dari lantai tujuh. Ternyata, ayahnya mengalami kecelakaan.

“Schultz, masuk ke dalam. Ayah mengalami kecelakaan, panggil ibunya. Yang terjadi selanjutnya membentuk seluruh hidupnya,” jelas dia.

Schultz menemukan ayahnya tergeletak di sofa ruang tamu karena pergelangan kakinya patah. Ayahnya berprofesi sebagai sopir pengiriman. Akibatnya kecelakaan itu, tak cuma kehilangan pekerjaan, juga menyebabkan mereka kehilangan asuransi kesehatan keluarga. Saat itu Ibunya juga tidak bisa berbuat banyak karena sedang hamil tujuh bulan.

Suasana seminar | Etis Nehe

Suasana seminar | Etis Nehe

Keluarga kerabat mereka juga tidak bisa membantu. Schultz sering kali mendengar pertengaran kedua orang tuanya tentang kebutuhan keuangan mereka. Schultz juga sering diminta ibunya menjawab telpon dari penagih utang dan disuruh mengatakan bahwa orangtuanya tidak ada di rumah.

Dari pengalaman itu, Schultz bersumpah akan menjalani hidup secara berbeda ketika dia memiliki kesempatan. Dia pun bermimpi membangun perusahaan dimana dia akan memperlakukan karyawannya dengan baik dan menyediakan asuransi kesehatan bagi mereka. Hasilnya, kini dia memimpin 140 ribu karyawan di 11 ribu gerai Starbucks di seluruh dunia. Dan Starbucks kini adalah perusahaan Amerika pertama dalam bisnis kopi yang menyediakan jaminan kesehatan bagi para karyawannya yang bekerja sedikitnya 20 jam per minggu.

“Apa yang terjadi pada ayahnya mempengaruhi budaya dan nilai-nilai Starbucks. Saya ingin membangun perusahaan yang dulu ayah saya tidak pernah berkesempatan bekerja di dalamnya, di mana setiap karyawan dihargai, tidak peduli di mana Anda berasal, warna kulit Anda, atau tingkat pendidikan,” ujarnya mengutip pernyataan Schultz.

Kepemimpinan yang Otentik

Meski begitu, kata Eloy, setiap orang harus menjadi apa adanya dirinya atau otentik. Kepemimpinan otentik itu berarti asli, alami, tidak palsu, apa adanya, jauh dari kepura-puraan, bukan ikut-ikutan orang lain.

“Kita bisa belajar prinsip-prinsip kepemimpinan Jokowi, tapi kita tidak bisa menduplikatnya. Setiap orang dipengaruhi oleh masa lalunya sendiri,” kata dia.

Merujuk pada buku Bill George yang lain, Authentic Leadership, Eloy mengatakan, ada lima tahapan untuk pengembangan kepemimpinan yang otentik.

Pertama, kenali diri Anda dengan baik, baik pengalaman buruk maupun positif. Kedua, pengenalan diri yang baik, termasuk pengalaman buruk dan baik akan menentukan nilai-nilai, prinsip-prinsip dan motivasi menjadi kepemimpinan. Ketiga, kenali motivasi Anda menjadi seorang pemimpin. Keempat, bangun dan pimpin tim secara efektif. Dan kelima, sukses hingga akhir sebagai pemimpin.

“Banyak pemimpin yang jatuh karena langsung lompat ke tahap empat. Tidak heran banyak pemimpin yang selama ini kelihatan baik-baik, akhirnya berakhir di penjara karena korupsi,” kata dia.

Meski begitu, Eloy juga mengatakan, mengenali masa lalu tidak serta merta menjadikan seseorang sebagai pemimpin yang baik. Pengenalan masa lalu harus disertai dengan upaya berdamai dengan masa lalu dan kemudian merumuskan sebuah rencana masa depan baru.

“Pemimpin otentik mengenali masa lalunya lalu berusaha berdamai dengannya. Masa lalu bisa membuat kita hebat atau sebaliknya, lumpuh, tidak bisa berbuat apa-apa. Semakin mengenal diri dan masa lalumu, semakin sehat. Juga kalau jadi pemimpin akan sehat pula,” papar dia.

Selfy Antasia sedang membagikan pengalamannya | Etis Nehe

Selfy Antasia sedang membagikan pengalamannya | Etis Nehe

Bila tidak ada perdamaian dengan masa lalu yang buruk tersebut, kata dia, seseorang bisa saja menjadi pemimpin.

“Namun, mereka biasanya akan memimpin dengan menyimpan kemarahan. Kesempatan sebagai pemimpin akan dijadikan sebagai kesempatan pelampiasan,” tandas dia.

Pada kesempatan itu, para peserta seminar bulanan tersebut diberi kesempatan untuk ‘membaca kembali’ pengalaman masa lalu mereka. Dengan mencatat hal-hal negatif hingga hal positif yang mereka alami dan berkesan. Selanjutnya, menarik benang merah dari kedua kelompok pengalaman itu yang bisa menjadi modal mereka untuk kehidupan selanjutnya.

Materi tentang kepemimpinan ini akan dilanjutkan pada seminar bulan Februari dan Maret 2015. Selanjutnya, akan masuk pada tema terkait kewirausahaan. Anda tertarik mengikuti kegiatan ini, siapkan waktu Anda pada setiap minggu kedua. (ns1)

 

 

 

About the Author

Leave a Reply

*

Translate »