PGI Desak Kapolri Telusuri Motif Selain Kriminal Murni Pada Pembunuhan Pdt. Melinda Zidömi
NIASSATU, JAKARTA – Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (MPH-PGI), organisasi yang menaungi sebagian besar gereja-gereja di Indonesia mengecam tindakan pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Pendeta Melinda Zidömi, S.Th. di Sumatera Selatan.
Dalam siara persnya, PGI mendesak aparat kepolisian untuk segera mengusut kasus tersebut, menangkap para pelaku dan menghukumnya sesuai dengan hukum yang berlaku.
“Juga meminta agar dalam melakukan pengusutan, polisi dapat mempertimbangkan apakah hal ini merupakan motif kriminal murni atau ada motif lain yang mendasari. Tindak penganiayaan, kekerasan seksual dan pembunuhan terhadap seorang pendeta tak bisa begitu saja dilihat sebagai kejadian biasa, karena hal ini bisa dimaknai sebagai sebentuk teror terhadap umat yang dilayaninya. Olehnya MPH-PGI mendesak Kapolri untuk memerintahkan jajarannya mengusut tuntas kasus ini,” ujar Humas PGI Irma Riana Simanjuntak seperti dikutip dari siaran persnya di Jakarta, Rabu (27/3/2019).
Irma mengatakan, perbuatan tersebut merupakan tindakan keji dan tak beradab yang tak hanya menghilangkan nyawa korban tetapi diduga melakukan tindakan kekerasan seksual yang menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban dan seluruh masyarakat.
Selain itu, PGI juga meminta negara untuk memberikan perlindungan yang memadai bagi perempuan dan kelompok rentan lainnya melalui perundang-undangan dalam rangka penghapusan kekerasan seksual terhadap perempuan.
“Olehnya, MPH-PGI meminta Pemerintah dan Parlemen segera mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual menjadi Undang-undang,” kata Irma.
Seperti diketahui, pada Senin (25/3/2019) lalu, Melinda diperkosa dan dibunuh di kawasan Sungai Baung, Bukit Batu, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Jenazah Melinda yang sedang menjalani ikatan dinas pelayanan di GKII di daerah itu ditemukan keesokan harinya sekitar pukul 04.30 WIB di semak belukar.
Seperti dijelaskan oleh pihak Polda Sumatera Selatan, almarhumah dan seorang anak kecil yang bersamanya dicegat dalam perjalanan menuju Pasar Jeti menggunakan sepeda motor oleh dua orang yang kemudian melakukan kekerasan hingga pemerkosaan kepada Melinda. Sedangkan anak kecil tersebut selamat dan kemudian memberitahukan kejadian tersebut kepada keluarganya dan masyarakat yang kemudian melakukan pencarian.
Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain Adinegara mengatakan, telah memerintahkan personilnya untuk memburu para pelaku. Menurut dia, perbuatan para pelaku sangat sadis dan telah memerintahkan aparatnya untuk mencari dan menyikat para pelaku.
“Saya nyatakan ke anggota saya, penjahat itu sadis menurut saya, sikat, sikat habis. Terlalu ini pelaku,” ujar Zulkarnain seperti dilansir detik.com.
Setelah menjalani visum di RS Bhayangkara di Palembang, kemudian jenazah dibawa ke Hibala, Kepulauan Batu, Kabupaten Nias Selatan untuk dimakamkan oleh keluarganya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun redaksi, Melinda menamatkan pendidikan Sarjana Teologi (S.Th.) dari Sekolah Tinggi Teologi Injili Palembang pada Agustus 2018. Selanjutnya menjalani ikatan dinas pelayanan di GKII Sungai Baung. (ns1/*)