Warga Nias Protes Kapolresta Medan Citrakan Nias Sebagai Tempat Pembuangan Aparat Bermasalah
NIASSATU, MEDAN – Masyarakat Nias memrotes keras pernyataan Kapolresta Medan Kombeas Mardiaz Kusin Dwihananto yang dianggap mencitrakan Pulau Nias sebagai tempat pembuangan oknum aparat kepolisian yang bermasalah.
“Saya pikir itu bukan pernyataan yang semestinya dari seorang pejabat Polri. Sebab, justru pernyataan itu memastikan bahwa Polri itu punya anggota Polri yang baik dan yang brengsek. Dan ada daerah yang baik dan ada daerah buangan. Mereka tidak membangun perspektif daerah yang aman dan tidak aman. Bukannya daerah yang butuh penegakan hukum atau belum menunjukkan progres penegakan hukum. Harusnya Polri bicara penegakan hukum dan bukan daerah buangan,” ujar Ketua DPD Himpunan Masyarakat Nias (Himni) Sumatera Utara Turunan Gulö kepada Nias Satu, Rabu (5/8/2015).
Mantan komisioner KPU Sumatera Utara itu mengatakan, harusnya persoalan individu personil tidak dikaitkan dengan citra wilayah. Karena menurut dia, oknum polisi yang brengsek itu ada di setiap tempat.
“Karena oknum polisi brengsek itu ada juga di Medan dan juga di Nias. Jadi ini bukan persoalan daerah tapi individu. Kita berharap pimpinan Polri menegur dan memberikan sanksi. Itu pernyataan yang sangat menyakitkan dan sangat bijak. Kita minta dia juga mencabut pernyataannya dan meminta maaf. Dan pimpinan Polri harus memberikan sanksi. Bahaya pejabat seperti itu,” tegas dia.
Dia juga mengatakan, telah berkoordinasi dengan beberapa pihak yang memiliki akses komunikasi ke pimpinan Polri di Jakarta untuk dipertanyakan sehingga tidak berakhir pada pemberitaan media saja.
Protes tersebut disulut oleh pernyataan AKBP Mardiaz seperti diberitakan berbagai media lokal pada Senin (3/8/2015) saat memberikan pengarahan kepada personilnya di Polresta Medan.
Seperti diberitakan banyak media, AKBP Mardiaz disebutkan mengatakan akan memindahkan personilnya yang tidak sesuai arahannya tersebut ke beberapa daerah, di antaranya, Nias Selatan, Nias dan Madina.
“Kalau masih bermalasan dan tidak efektif serta terlibat narkoba, akan saya evaluasi dan dipindahkan ke tempat tugas yang tidak banyak beban tugas, seperti Nisel, Nias, dan Madina,” kata Mardiaz seperti dikutip dari tribun-medan.com.
Kecaman juga disampaikan oleh warga Nias lainnya maupun yang bukan warga Nias di bagian komentar berita tersebut. Mereka menilai pernyataan AKBP Mardiaz tersebut tidak pada tempatnya.
“Sungguh ironis pernyataan pak.kapolresta dan tak seharusnya di ucapkan.
Saya sebagai masyarakat nias sangat mual dengan pernyataannya sehingga merendahkan martabat masyarakat nias.saya harap beliau segera minta maaf dengan pernyataannya. Pak.mardiaz juga pernah menjadi kapolres nias berarti bapak termasuk kapolres buangan!!,” demikian tanggapan Hasrat Krisman Gea, salah satu warga Nias di bagian komentar berita itu.
Sementara, seorang pembaca yang menggunakan nama Aquarius dan tinggal di Batam mengatakan pernyataan itu sama saja dengan mengatakan bahwa polisi yang bertugas di Polres Nias dan Polres Nias Selatan tidak becus bekerja sehingga ditempatkan di sana. Dia pun meminta Propam memeriksa AKBP Mardiaz.
“kok pak Kombes ini tega-teganya ngomong seperti itu??? berarti Polisi yg di Polres Nias dan Polres Nias Selatan gak becus kerja nya yah pak? makanya dipindah ke sana. Mohon Propam Mabes Polri dan Polda Sumut diperiksa sang Kombes. Saya sebagai putra Nias, sangat terpukul membaca ini. Ada apa ini?????” kata dia.
Pendapat senada diungkapkan Deseari Baeha yang berdomisili di Padangsidimpuan.
“Kapolresta Medan itu sendiri pernah Kapolres di Nias dan Madina. Apakah mungkin ketika beliau ditugaskan di Nias dan Madina pada saat itu karena Malas ????????????” tanya dia.
Dua Kali Dari Polresta Medan
Seperti diketahui, Kombes Mardiaz sendiri pernah menjabat sebagai Kapolres Nias. Setelah itu, digeser menjadi Kapolres Mandailing Natal. Lalu, digeser lagi menjadi Wadir Reskrimsus Polda Sumut sebelum akhirnya mendapat promosi menjadi Kapolresta Medan.
Pernyataan yang menyulut protes ini ternyata bukan yang pertama kalinya. Ironisnya, muncul dari level pejabat yang sama di Polres yang sama.
Sebelumnya, pada 11 Maret 2011, Kapolresta Medan saat itu, Kombes Tagam Sinaga juga pernah membuat pernyataan serupa. Yakni mengancam memindahkan personilnya yang suka melakukan pungli kepada para sopir dan mandor ke Pulau Nias.
Mirip dengan Kombes Mardiaz, Kombes Tagam juga pernah berdinas di Polres Nias. Usai menamatkan pendidikan kepolisian, ditempatkan sebagai Kaur Bin Serse Polres Nias. (ns1)
Pingback: Nias Satu » Kombes Mardiaz: Nias Bukan Tempat Pembuangan, Saya Sangat Cinta Nias
Ya,ahowu
Pejabat kepolisian ( oknum kepolisian) seperti itu sepantasnya di tegur dan perlu disekolakan lagi agar belajar bagaimana menyampaikan sesuatu yg benar(ber etika berbicara) apa lagi Dia seorang pemimpin, kalau seorang pemimpin gaya bicaranya seperti itu, tentu bawahannya gimana ???? Satu hal yg kita tahu beliau perna mejabat di Nias berarti bisa kita simpulkan kalau beliau GAGAL dong selama mejabat. … Saya dukung Pak Ketua HIMNI SUMUT ut mempertanyakan hal ini
Nama Herlin Khrisman SE
Dr putra Nias berdomesili di Pekanbaru, pekerjaan sebagai pegawai suasta (Menager PT Global bangunan Jaya)
Seorang pimpinan sebaiknya dalam mengeluarkan stagment harus berdasarkan logika bukan perasaan sehingga tak menimbulkan asumsi negatif ditengah-tengah masyarakat.Dan kita tentunya sangat menyayangkan pernyataan bapak Mardiaz tsb dan perlu di klarifikasi.
Suara Pers
Kita harusnya bersyukur Ada org yg berani seperti bpk polisi itu membicarakan hal2 mutasi oknum aparat bermasalah kedaerah kecil. Yg mungkin sebagian aparat dinias yg selama ini bertugas dimutasi Dari kota provinsi karena bermasalah. Harusnya kita protes bukan pada pernyataan itu, tetapi pada kebijakan yg menugaskan orang2 bermasalah dinias. Katanya pintar? Protes kok gk tepat sasaran sih. Jadi jgn sampai protes kita itu gk Ada gunanya Dan seperti kebodohan.
Kenapa Protesnya pada PERNYATAAN itu?
menurut saya: Kita beruntung lho ada yang memberitahukan hal seperti itu. mungkin selama ini ternyata Aparat yang bertugas dinias sebagian mutasi dari Ibu kota Provinsi karena mereka bermasalah. “tidak etis”
Itu pernyataan membuka Mata kita Lho..jangan gegabah saat melakukan protes.
JANGAN BODOH DALAM MELAKUKAN PROTES. pahami gunanya.
Untung kita dengan pernyataan itu adalah :
Kita masyarakat Nias punya dasar untuk memprotes KEBIJAKAN Mutasi aparat bermasalah ke Nias yang mungkin selama ini dilakukan.
PROTES KEBIJAKANnya!!!!!!
Mulai sekarang kita Masyarakat Nias Bangun dari kebodohan, mari bangkit lawan Musuh kita..