REUNI ALUMNI IKN YOGYAKARTA

Dari Yogyakarta untuk Membangun Nias

Oleh Finsen Mendröfa, SH.*

Peserta Reuni Alumni IKN Yogyakarta | Dok. Finsen Mendrofa

Peserta Reuni Alumni IKN Yogyakarta | Dok. Finsen Mendrofa

Selama dua hari, pada Sabtu-Minggu, 26-27 November 2016 ratusan warga Nias di Yogyakarta maupun yang pernah tinggal di kota itu berpuluh-puluh tahun lalu berkumpul. Pertemuan itu adalah Reuni Alumni Ikatan Keluarga Nias (IKN) Yogyakarta.

Pertemuan itu seumpama pulang kampung bagi yang hadir. Maklum, setelah Pulau Nias, tanah kelahiran, kota ini menjadi tempat dimana pembentukan, pendidikan dan pembekalan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dimulai.

Sejumlah alumni IKN Yogyakarta dari berbagai kota hingga dari Pulau Nias hadir di acara itu. Di antaranya, Prof. Arwin Sabar (Guru Besar Institut Teknologi Bandung/ITB), Prof. Fakhili Gulö (Guru Besar Universitas Sriwijaya), Dr. Fonali Lahagu, Bendris Tazuno (pengusaha di Jakarta), Victor Selamat Zagötö (Hakim Tinggi PT Manado), Firman Jaya Daeli (politisi nasional), hingga Suster Klara Duha dari Gunungsitoli.

Acara diawali dengan undangan makan bersama di rumah sesepuh IKN Yogyakarta Dr. Fonali pada Jum’at, 25 November 2016. Sedangkan pada kegiatan resmi, acara dibuka dengan sambutan berupa tari-tarian Nias dengan tarian kreasi baru yang dilatih langsung oleh dosen tari kreasi dari Universitas Negeri Yogyakarta. Juga ada kegiatan adat simbolik berupa pemberian simbi mbawi (rahang babi) kepada para alumnus yang datang dari berbagai daerah.

Dalam acara yang dihadiri lebih dari 80 orang termasuk para mahasiswa/I Nias yang saat ini sedang menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Kota Pelajar itu, para alumnus berkesempatan membagikan kisah suka duka inspiratif selama menempuh pendidikan di Yogyakarta.

Adapun tujuan utama reuni tersebut, adalah sebagaimana tercermin pada tema yang diusung, yakni “Kumpul Lagi, Berbuat Lebih”. Pertemuan itu sekaligus napak tilas perjalanan sejak terbentuknya IKN pada awal 1960-an. Juga menghasilkan gagasan yang berguna dalam hubungan antar sesama alumni IKN, alumni dengan IKN Yogyakarta dan Alumni IKN dengan Kepulauan Nias.

Pertemuan itu menghasilkan setidaknya empat poin konstruktif yang penting ke depan. Pertama, membangun jejaring antar dan interalumni; Kedua, mendeklarasikan wadah organisasi alumni; Ketiga, merumuskan pokok-pokok pikiran pembangunan Kepulauan Nias pada bidang pariwisata dan perikanan, kesehatan, pendidikan dan sosial; dan Keempat, kebersamaan alumni dan IKN (dan anggota-mahasiswa PT).

Simbolisasi fanema simbi mbawi pada acara Reuni alumni IKN Yogyakarta, 26-27 November 2016 | Dok. Finsen Mendrofa

Simbolisasi fanema simbi mbawi pada acara Reuni alumni IKN Yogyakarta, 26-27 November 2016 | Dok. Finsen Mendrofa

Sedangkan gagasan lainnya yang muncul dalam pertemuan itu adalah wacana pendirian Budaya Nias Center di Yogyakarta yang akan dikelola oleh IKN dan Alumni IKN Yogyakarta. Dan tak kalah penting adalah gagasan reuni Alumni IKN berikutnya untuk diadakan di Pulau Nias, sekaligus sebagai kegiatan pulang kampung dan berwisata di Pulau Nias.

Menindaklanjuti poin-poin tersebut, telah disepakati rencana deklarasi pembentukan wadah Alumni IKN Yogyakarta. Finsen Mendröfa dan Wardaniman Larosa dipercaya sebagai team perumus pembentukan wadah tersebut dengan didukung oleh Firman Jaya Daeli, Nefos Daeli, Bendris Tazuno dan Victor S. Zagötö.

Acara penuh makna ini, akan menjadi embrio untuk melakukan karya besar, baik untuk IKN, dan terlebih lagi, bagi Kepulauan Nias.

 
* Finsen Mendröfa, SH. adalah Alumni IKN Yogyakarta dan juga Pengacara dan CEO Kantor Hukum WFA & Associates di Jakarta.

 

 

About the Author

Leave a Reply

*

Translate »